Terlaris Dibaca

Kamis, 26 November 2015

I Have A Dream Oleh Martin Luther King, Jr




Martin Luther King adalah seorang Pejuang Persamaan Hak dan Antirasial di Amerika Serikat. Dr, King memimpin pergerakan antikekerasan pada tahun 1950an dan 1960an untuk memperjuangkan Persamaan Hak didepan hukum bagi Kaum Afro-Amerika.

Martin Luther King mengorganisir aksi damai di Washington pada Tahun 28 Agustus 1963. Disana Ia membawakan pidato nya yang terkenal " I Have A Dream". Berikut pidatonya yang sudah kami terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

I Have A Dream 

Oleh Martin Luther King, Jr*


Saya Senang Bisa Bergabung dengan anda hari ini, yang akan menjadi sejarah, karena inilah demonstrasi terbesar dalam sejarah bangsa kita.

Sekitar 100 tahun yang lalu, Amerika yang Agung, yang menyimbolkan bayangan tempat kita berdiri hari ini, menandatangani Proklamasi Emansipasi. Proklamasi ini muncul bagaikan penerang bagi jutaan budak - budak negro yang telah hangus dalam api ketidakadilan. Proklamasi ini datang bagaikan fajar menyingsing untuk mengakhiri malam panjang keterkekangan mereka.

Namun seratus tahun kemudian, Kaum Negro belum lah benar - benar bebas. Seratus tahun kemudian, Kehidupan Kaum Negro masih terkekang dalam borgol rasialisme dan rantai diskriminasi.
Seratus tahun kemudian, Kaum Negro hidup di Pulau Kemiskinan yang sepi di tengah - tengah samudera luas kelimpahan materi. Seratus tahun kemudian, Kaum Negro masih mendekam dipinggir Masyarakat Amerika dan mendapati diri mereka terasing di tanah mereka sendiri. Untuk itu lah kami ada disini, yaitu untuk menampilkan kondisi memalukan ini,

Dalam hal ini kami datang ke ibukota negara ini untuk mencairkan cek. Ketika arsitek republik kita menuliskan kata - kata konstitusi yang luar biasa dan Deklarasi Kemerdekaan, mereka menandatangani Catatan perjanjian bahwa setiap warga Amerika adalah pewaris sah mereka. Catatan ini adalah janji bagi setiap orang, ya...setiap orang, baik orang kulit hitam maupun orang kulit putih akan dijamin "Hak Tak Terasing"dalam "Kehidupan, Kebebasan, dan Mengejar Kebahagiaan". Jelas sekali bahwa saat ini Orang Amerika telah gagal dalam memenuhi catatan perjanjian itu mengingat kekhawatiran kaum kulit berwarna. Alih - alih menghormati kewajiban ini, Orang Amerika malah memberikan cek yang tidak sesuai kepada Kaum Negro, sebuah cek yang disebut "dana tidak cukup".

Tapi kami menolak untuk memepercayai bahwa bank keadilan sedah bangkrut. Kami menolak untuk mempercayai bahwa dana yang berada di dalam brankas besar kesempatan negara tidak cukup. Sehingga kami datang untuk mencairkan cek, sebuah cek yang mengantarkan kami kepada kekayaan kemerdekaan dan keamanan keadilan.

Kami juga datang ke tempat suci ini untuk mengingatkan Amerika keterdesakan yang harus segera dilakukan saat ini. Saat ini bukanlah waktunya untuk bersikap santai atau meminum obat penenang secara bertahap. Sekarang adalah waktunya untuk bangkit dari kegelapan dan menjauhkan lembah diskriminasi menuju jalan yang terang keadilan rasial. Sekarang adalah waktunya untuk mengangkat bangsa kita dari pasir hisap ketidakadilan rasial kepada rasa persaudaraan yang solid. Sekaranglah saatnya untuk membuat keadilan menjadi realita bagi seluruh anak - anak tuhan.

Ini akan menjadi sangat fatal bagi bangsa untuk mengabaikan keterdesakkan dari peristiwa ini.
Musim panas yang terik dari ketidakpuasan legitimasi negro  tidak akan berlalu sampai datangnya musim gugur yang hebat dari kemerdekaan dan kesetaraan. Seribu sembilan ratus enam puluh tiga bukan lah akhirnya melainkan awalnya. Dan mereka yang berharap bahwa kaum negro harus mengamuk, mereka akan senang, akan bangkit secara kasar jika negara kembali ke business as usual. Dan tidak akan ada istirahat ataupun ketenangan di Amerika sampai kaum negro di berikan hak kewarganegaraannya. Badai pemberontakan akan terus berlanjut untuk mengguncang pondasi negara kita sampai titik terang keadilan muncul.

Tapi ada sesuatu yang harus saya katakan kepada rakyat saya yang berada di gerbang hangat menuju istana keadilan: Dalam proses mendapatkan tempat yang tepat, jangan sampai berdosa karena niat yang salah. Jangan sampai kita mencari kepuasan terhadap rasa haus untuk merdeka mengan meminum dari cangkir kebencian dan amarah. Kita harus teguh dalam menjalankan perjuangan dalam pesawat harga diri  dan disiplin yang terbang tinggi. Jangan sampai protes kreatif kita terdegradasi menjadi kejahatan fisik. Lagi dan lagi, kita harus meninggikan pertemuan semangat fisik dengan semangat jiwa.

Militansi baru yang luar biasa, yang telah menelan komunitas negro tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak mempercayai semua orang kulit putih. Karena banyak saudara - saudara kita orang kulit putih, terbukti dengan kehadiran mereka hari ini, yang telah menyadari bahwa takdir mereka terikat dengan takdir kita. Mereka juga menyadari bahwa kemerdekaan mereka terkait dengan erat terhadap kemerdekaan kita.

Kita tidak bisa berjalan sendirian.

Dan ketika kita berjalan, kita harus bersumpah bahwa kita harus selalu bergerak ke depan.

Kita tidak boleh menoleh ke belakang.

Ada orang -orang yang menanyakan kepada pemuja hak - hak sipil "kapankah kamu akan puas?" Kita tidak akan pernah puas selama negro adalah korban dari kengerian kebrutalan polisi. Kita tidak boleh puas selama tubuh kita, yang berat dengan kelelahan perjalanan, tidak bisa mendapatkan kamar di motel di pinggir jalan raya atau di hotel di kota besar. Kita tidak boleh merasa puas selama mobilitas dasar kaum negro adalah dari ghetto kecil ke ghetto besar. Kita tidak boleh puas selama anak - anak kita ditelanjangi eksistensi nya dan dirampok harga dirinya oleh sebuah tanda bertuliskan : "hanya untuk orang kulit putih"**. Kita tidak boleh puas selama kaum negro di Mississippi tidak punya hak suara dan kaum negro di New york  percaya bahwa dia tidak punya hak untuk memilih dalam pemungutan suara. Tidak, tidak, kita tidak puas dan kita tidak akan puas sampai "keadilan mengalir seperti air dan kebenaran seperti derasnya arus sungai"***.

Saya tidak sadar bahwa sebagian dari kalian telah datang kesini diluar cobaan besar dan kesengsaraan. Sebagian dari kalian baru saja bebas dari sempitnya sel penjara. Sebagian dari kalian datang dari pencarian -- pencarian untuk kemerdekaan meninggalkan memar yang diakibatkan oleh badai penganiayaan dan terhuyung oleh angin brutalisme polisi. Kalian adalah veteran dari penderitaan kreatif. Lanjut bekerja dengan kepercayaan bahwa penderitaan yang akan datang bisa diatasi. Kembalilah ke Mississippi, kembali lah ke Alabama, kembali lah ke South Carolina, kembali lah ke Georgia, kembali lah ke Louisiana, kembalilah ke daerah kumuh dan ghetto di sebelah utara kota kita dan ketahuilah bahwa situasi ini bisa dan akan berubah.

Jangan sampai kita terjebak di lembah keputusasaan, Saya melihat mu hari ini, teman.

Meskipun kita menghadapi kesulitan hari ini dan besok, saya masih punya impian. Impian ini adalah impian yang telah mengakar dalam Impian Amerika (American Dream).

Saya punya impian bahwa negara ini akan muncul dan menghidupkan arti dari kredo yang sesungguhnya: " Kami memegang kepercayaan ini untuk menjadi nyata, bahwa setiap manusia diciptakan setara"

Saya punya impian bahwa suatu hari, di Red Hills di Geogia, anak -anak mantan budak dan anak - anak mantan pemilik budak akan bisa duduk bersama di meja persaudaraan.

Saya punya impian bahwa suatu hari, bahkan di Negara bagian Mississippi, sebuah negara bagian yang dipenuhi hawa panas ketidakadilan, dipenuhi hawa panas penindasan, akan bertransformasi menjadi oasis kemerdekaan dan keadilan.

Saya punya impian bahwa empat anak saya yang masih kecil suatu hari hidup di negara dimana mereka tidak akan dilihat dari warna kulitnya melainkan dari karakter kepribadiannya.

Saya punya impian hari ini !

Saya punya impian bahwa suatu hari, jauh di Alabama, dengan rasisme nya yang ganas, dengan gubernurnya yang dari bibirnya melekat kata "interposition" dan "nullification" -- suatu hari disana di Alabama anak laki - laki kulit hitam dan anak perempuan kulit hitam akan bergandengan tangan dengan anak laki - laki kulit putih dan anak perempuan kulit putih sebagai saudara.

Saya punya impian !

Saya punya impian bahwa suatu hari setiap lembah harus ditinggikan, setiap bukit dan gunung harus di rendahkan, tempat - tempat yang keras akan dibuat rata, tempat yang bengkok akan dibuat rata, Kejayaan Tuhan segera terungkap dan semua makhluk akan melihat nya bersama****.

Ini adalah harapan kita, dan ini lah kepercayaan yang saya bawa saat kembali ke selatan.

Dengan kepercayaan ini kita akan bisa menumbangkan gunung keputusasaan (dengan) sebuah batu harapan. Dengan kepercayaan ini, kita akan mampu membuat gesekan perbedaan menjadi simfoni persaudaraan yang indah. Dengan kepercayaan ini, kita akan bisa bekerja sama, berdoa bersama, berjuang bersama, ke penjara bersama, membela kemerdekaan bersama, ketahuilah bahwa kita akan bebas suatu hari nanti.

Hari ini akan menjadi hari -- hari ini akan menjadi hari ketika semua anak - anak tuhan bisa bernyanyi  dengan arti baru :

Negara ku adalah milik mu, tanah kebebasan yang indah, kepada mu lah aku bernyanyi
Tanah dimana ayahku wafat, tanah kebanggaan peziarah,
Dari setiap pegunungan, biarkan suara kemerdekaan berbunyi!


Dan jika Amerika ingin menjadi negara besar, hal ini akan menjadi nyata.
Jadi biarkan suara kemerdekaan berbunyi dari puncak atap New Hampshire.

       Biarkan suara kemerdekaan berbunyi dari pegunungan tinggi di New York.
       Biarkan suara kemerdekaan berbunyi dari ketinggian Pegunungan Alleghenies di Pennsylvania.
     Biarkan suara kemerdekaan berbunyi dari Pegunungan Rocky yang puncaknya tertutup salju      di Colorado.
     Biarkan suara kemerdekaan berbunyi dari dari cekungan di California.

Dan bukan itu saja :

     Biarkan suara kemerdekaan berbunyi dari Stone Mountain, Georgia.
     Biarkan suara kemerdekaan berbunyi dari Look Out Mountain, Tennessee.
     Biarkan suara kemerdekaan berbunyi dari setiap bukit dan onggokan tanah di Mississippi.
     Dari setiap pegunungan, biarkan suara kemerdekaan berbunyi.

Dan ketika ini terjadi, dan ketika kita mengijinkan suara kemerdekaan berbunyi, ketika kita membiarkannya berbunyi dari setiap desa dan dusun, dari setiap negara bagian dan setiap kota, kita akan mampu mempercepat datangnya hari itu ketika seluruh anak tuhan, kulit hitam dan kulit putih, Yahudi dan Non Yahudi, Protestan dan Katolik, akan mampu bergabung bergandengan tangan dan bernyanyi dalam kata - kata spiritual negro tua :



     Akhir nya bebas! Akhirnya bebas!
     Terima Kasih Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya kami bebas !*****




Footnote :



** = Teks ini  tidak terdapat di audio di link sumber kami namun terverifikasi bahwa pidatonya ada
***= Amos 5:24 (Diambil dari Alkitab The American Standard Version )
**** = 40:4-5 (King James Version of the Holy Bible). Quotation marks are excluded from part of this moment in the text because King's rendering of Isaiah 40:4 does not precisely follow the KJV version from which he quotes (e.g., "hill" and "mountain" are reversed in the KJV). King's rendering of Isaiah 40:5, however, is precisely quoted from the KJV.



 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar